Sunday, July 19, 2020

Materi PAI Kelas 8 BAB Rendah Hati Hemat dan Sederhana

Tujuan Pembelajaran Bab Ini

(1) Menyebutkan arti Q.S. al- Furqan /25:63 dan Q.S. al-Isra’/17: 27 serta hadis rendah hati, hemat dan hidup sederhana.


(2) Menjelaskan makna isi kandungan Q.S. al-Furqan/25:63 dan Q.S. al- Isra’/17:27 serta hadis terkait.

(3) Mengidentifikasi hukum bacaan alif lam syamsiyah dan alif lam qomariyah dalam Q.S. al-Furqan/25:63 dan Q.S. al-Isra’/17:27.

(4) Membaca Q.S. al-Furqan/25:63 dan Q.S. al-Isra’/17: 27 dengan lancar dan tartil

(5) Menampilkan contoh perilaku rendah hati, hemat dan hidup sederhana sebagai implementasi Q.S. al-Furqan/25:63 dan Q.S. al-Isra’/17:27 serta hadis terkait.


Tulislah Ayat Berikut Ini Dengan Baik dan Benar

1. Qs. Al- Furqon surat ke 25 ayat 63 Beserta Arti Perkatanya


2. Qs. Al-Isra Surat ke 17 Ayat 27


3. Hadits Nabi Muhammad SAW

a. Rendah Hati


b. Hemat


c. Sederhana

Isi kandungan
Berikut ini merupakan isi pokok kandungan dalam Q.S. Al-Isra' ayat 26 - 27

a. Isi Kandungan Q.S. al-Furqān /25: 63
        Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang-orang jahil yang menyapa kita. Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridaan Allah baik di dunia maupun di akhirat.
        
        Rendah hati disebut juga dengan tawadu’.Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang itdak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata merupakan karunia dari Allah Swt. Dengan keyakinan yang demikian dia merasa bahwa tidak sepantasnya kalau kelebihan yang dimiliki          itu dibangga-banggakan. Sebaliknya segala kelebihan yang dimiliki itu diterima sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.

            Sikap rendah   hati dapat terlihat pada saat mereka berjalan. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, langkahnya mantap, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Orang yang rendah hati tidak suka meniru-niru gaya orang lain. Apalagi gaya orang itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati diri dan fitrah manusia. Orang yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah Swt.

        Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh. Pernahkah kamu melihat orang yang berjalan dengan penuh kesombongan  dan besar kepala? Sungguh orang semacam itu tidak sedap di pandang mata. Jika kita melakukan hal itu, orang lain juga tidak senang dengan penampilan kita itu. Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. 

            Firman Allah dalam Q.S. al-Isrā’/17  ayat 37 :

ولا تمش فى الرض مرحًا...

Artinya : “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong...”. (Q.S. al-Isrā’/17 : 37)

        Allah melarang keras manusia memiliki sifat sombong. Hanya Allah lah yang berhak untuk sombong. Semua makhluk temasuk manusia tidak boleh sombong atau angkuh. Tahukah kalian bahwa Allah sangat murka kepada setan karena keangkuhannya? Waktu itu Allah memerintahkan setan untuk menghormat dan menghargai Adam a.s. Namun, mereka dengan sombongnya menolak dan menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih mulia derajatnya dibanding Adam as. Setan merasa bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu jauh lebih mulia, sedangkan Adam hanya diciptakan dari tanah. Nabi Muhammad SAW berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat  tawadu’ (rendah hati) dan menjauhkan dari sifat sombong. Sebagai pelajar, pesan Nabi Muhammad SAW ini dapat kalian terapkan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, ketika sedang mendapatkan pelajaran di  kelas.  Demikian pula kepada kedua orang tua, seorang anak harus bersikap  tawadu’ kepada mereka. Dengarkanlah nasihat-nasihatnya. Kalian tidak boleh bersikap sombong sedikit pun kepada mereka, misalnya merasa lebih pandai dari orang tua atau menganggap mereka ketinggalan zaman.

b. Isi Kandungan Q.S. al-Isrā’/17 : 27
        Ayat ini diturunkan Allah dalam rangka menjelaskan gaya hidup kaum Jahiliyyah yang salah. Kaum Jahiliyyah adalah adalah bangsa Arab sebelum mendapatkan pencerahan cahaya Islam. Mereka suka sekali berfoya-foya. Mereka beranggapan bahwa derajat, kemasyhuran,  dan kehormatan dapat dilihat dari kemampuannya dalam berfoya-foya dan menghambur-hamburkan hartanya untuk berpesta pora.

        Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan. Dengan demikian, sudah jelas bahwa tindakan semacam ini sangat dilarang oleh  Allah Swt. Sebaliknya, Allah  mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang  lain dengan cara suka  berderma. Dengan tindakan mulia sepert  ini, harta yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna bagi diri kita sendiri dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sungguh indah ajaran Islam. Oleh karena itu, mari kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

         Kita dapat menerapkan pola hidup hemat mulai dari hal-hal yang sederhana dan mudah, seperti hemat  dalam menggunakan  airdan listrik. Tampaknya kedua hal ini sangat sepele, tetapi dampaknya sangat luar biasa. Boros listrik dapat mengakibatkan krisis energi, sedangkan boros air dapat mengakibatkan krisis air. Sungguh kehidupan kita menjadi sangat terganggu jika di negeri kita ini mengalami krisis energi dan air. Kita dapat menghemat penggunaan listrik dengan cara menggunakan seperlunya, dan memanfaatkannya pada saat tidak diperlukan. Kita dapat melakukan penghematan air dengan cara menggunakan air secukupnya dan hemat pada saat kita sedang wudhu, mandi, cuci tangan, mencuci pakaian, dan sebagainya.

        Teladan Rasulullah dalam berhemat dan mencintai lingkungan ini sungguh luar biasa. Bila kita dapat meneladaninya, insya Allah lingkungan ini akan menjadi lestari dan terjaga. Dengan demikian manusia yang menghuni bumi ini juga akan merasa lebih nyaman karena sikapnya yang ramah terhadap lingkungan.

        Contoh lain untuk melatih hidup hemat adalah dengan rajin menabung mulai sekarang. Dengan menabung kita akan mempunyai tata kelola yang baik dalam mengatur kondisi keuangan. Di samping itu, menabung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa mendatang. Dampak positif lainnya adalah berhemat sebagai antisipasi ketika  kita membutuhkan biaya yang mendadak atau lumayan besar. Jika terjadi hal yang demikian, kita tidak perlu berhutang dan tidak dilanda rasa gelisah. Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Nah, jika sudah tahu akan pentingnya hidup hemat  dan sederhana, langkah terbaik kita adalah segera menerapkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.



a. Allah swt telah berfirman dan memerintahkan kepada kita semua sebagai umat Islam untuk memberikan atau menunaikan hak (berzakat, shadaqah, infaq dll) kepada keluarga-keluarga yang dekat, orang miskin, musafir (orang yang dalam perjalanan).


b. Dalam ayat ini berisi perintah untuk berbuat baik kepada kaum dhuafa seperti orang orang miskin, orang terlantar, dan juga orang yang dalam perjalanan.

c. Hak lainnya yang harus ditunaikan adalah "mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih saya satu sama lain, saling bersilaturahmi, bersikap lemah lembut dan sopan santun, memberikan bantuan kepada mereka, dan memberikan sebagaian rizeki yang Allah swt berikan kepada kita semua.

d. Selanjutnya Allah swt memberikan penegasan bahwa kita dilarang untuk menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan, Islam mengajarkan kita kesederhanaan, sehingga kita harus membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan saja, seperlunya saja dan tidak boleh berlebihan.

e. Dalam ayat yang ke 27 Allah berfirman bahwa orang-orang yang berperilaku boros adalah saudara-saudaranya setan, tentu kita tidak mau bukan menjadi saudara setan. Karena setan adalah makhluk yang Allah swt ciptakan, tetapi ia ingkar kepada Allah swt atau tidak mau menjalankan yang Allah swt perintahkan. Sehingga setan nantinya akan masuk ke dalam neraka, setan akan selalu menggoda manusia untuk mengajak kita masuk ke dalam neraka, tentu kita sebagai seorang muslim yang beriman tidak mau masuk ke dalam neraka, mengingat sangat pedihnya siksa di dalam neraka.


Klik Disini Mengidentifikasi Hukum Bacaan Alif Lam


Klik Disini Menampilkan Contoh Perilaku Rendah Hati Hemat dan Sederhana

No comments:

Post a Comment